Rohil, Journalistimes.com – Pelaku pencabulan pelecehan terhadap anak perempuan 13 tahun di bawah umur yang terjadi di Rokan Hilir Riau mencoba berdamai dengan korban namum keluarga besar korban menolak untuk berdamai.
Keluarga besar korban yang berada di Tapsel dan Labuhanbatu Sumut tidak mau damai karena kelakuan terduga pelaku amat keji.
“Saya selaku dari perwakilan keluarga rumpun marga Siregar sudah mencoba untuk memberi pemahaman agar menerima perdamaian yang ditawarkan terduga pelaku tetapi keluarga itu belum bisa menerima”, kata Jonpiter Siahaan saat ditemui Wartawan dirumahnya di Desa Asam Jawa Labuhanbatu Selatan, Senin (17/12).
Jonpiter Siahaan yang juga sebagai Ketua Pemuda Panca Marga di Labusel menambahkan, bahwa dirinya berada dalam lingkup keluarga korban pada beberapa waktu lalu berangkat ke Bagan Batu untuk konfirmasi klarifikasi terhadap terduga pelaku AR terkait masalah yang dialami korban, namun AR mengirim perwakilannya dalam menjawab permasalahan tersebut.
“Beliau utusan itu meminta agar permasalahan pencabulan itu diselesaikan secara kekeluargaan dengan kompensasi sekadarnya sehingga terkesan seperti jual beli kacang”, katanya.
KS, ayah korban sebenarnya adalah karyawan yang bekerja sebagai penjaga kebun sawit milik terduga pelaku di Bukit Kapur Dumai namun berhenti sejak kasus pencabulan terjadi.
“KS merasa terpukul akibat dari perlakuan AR yang selama ini memberi pekerjaan akan tetapi hambar seiring dengan kejadian memilukan yang menimpa anaknya tersebut.
Disamping itu, keluarga besar marga Siregar merasan keberatan dan melarang KS untuk berdamai dan menekankan supaya kasus pencabulan ini diprosess secara hukum dengan meminta perlindungan hukum kepada LBHK-W (Lembaga Bantuan Hukum Konsultasi Kontributor dan Wartawan) di Labuhanbatu Selatan untuk melanjutkan kasus ini ke aparat penegak hukum”, tegas Jonpiter Siahaan.
KS orang tua korban saat dihubungi lewat handphone membenarkan apa yang disampaikan Jonpiter Siahaan.
“Dia itu abang angkat saya dan masalah yang menimpa anak saya itu sudah saya serahkan kepada abang kami itu”, katanya singkat.
Sebelumnya, Biadab, Gadis 13 Tahun Dipaksa Lakukan Oral Seks Mulut Korban Dibekap tayang di media online mengulas kasus pencabulan yang dialami korban SS (13 tahun), Dia menceritakan detail kisah tragis yang dialaminya, yang awalnya bekerja sebagai pembantu di rumah pelaku menjaga anak pelaku yang masih kecil-kecil namun beralih menjadi jualan di warung makan milik pelaku sehingga harus pulang ke rumah pelaku pada malam hari menjadi celah bagi AR untuk melakukan aksi bejatnya sebanyak dua kali.
Kejadian partama pada hari Jumat tanggal 24 Nopember 2023 dan yang kedua kali terjadi pada hari pada hari Selasa tangal 27 Nopember 2023 dengan kondisi yang sama berawal dari minta dikusuk kemudian memaksa korban melakukan oral seks.
” Saya tiba di rumah dari warung makan milik pelaku di paket A, sekira jam 00:30 Wib, kemudian disuruh Tulang Ringo (panggilan korban kepada pelaku Red) mengunci pagar rumah, lalu kasih makan anjing kemudian memasak untuk keperluan serapan pagi.
Setelah itu saya istirahat ke kamar yang diberikan kepada saya untuk tidur, tiba-tiba Tulang Ringo memanggil keluar ternyata Tulang Ringo berada di dekat kamar mandi rebahan di lantai.
Tulang Ringo meminta dikusuk lehernya, beralih ke punggung, betis, paha lalu tulang Ringo meraih tanganku ke kemaluannya. Aku meronta dan bilang ke Tulang Ringo jika aku ini anaknya tapi Tulang Ringo semakin jahat, dia memeluk mencium bibir dan leherku dan tanganku digenggamkan ke kemaluannya.
Aku minta tolong berharap didengar istrinya malah mulutku dibekap. Sesaat kemudian dia membuka celana dan dimasukkan kemaluannya kemulutku dan itu kejadian yang pertama,”kata korban.
Kejadian yang kedua kali terjadi pada hari Senin malam Selasa tanggal 27 November 2023, saat itu korban pulang dari Jualan sekitar jam 22:20 Wib seperti diawal kejadian korban disuruh mengunci pagar rumah, kasih makan anjing dan memasak nasi untuk serapan pagi setelah selesai korban istirahat.
”Tulang Ringo mengetuk pintu katanya ada sate baru dibeli si Zul, kemudian aku ditarik dibawa ke kamar yang lain dan aku kembali diperlakukan seperti kejadian pertama.
Tambahannya, aku disandarkan di tempat tidur dan tulang Ringo posisi berdiri dia masukan kemaluannya ke mulutku sampai ada yang keluar membuat aku muntah,” kata korban.
Hal pencabulan yang dialami korban tersebut mendapat sorotan partisi hukum Sandi Hans Pasaribu, SH yang berkantor di Ungaran Semarang Jawa Tengah mengatakan agar orang tua korban segera membuat laporan ke APH.